Cacar Monyet – Gejala, Penyebab dan Kapan Harus Ke Dokter
Oct 03, 2024 · 7 Mins Read
Share to
Cacar monyet merupakan penyakit yang belakangan ini cukup sering didengar dan menjadi perhatian karena bersifat menular dan gejala yang ditimbulkan dapat sangat mengganggu. Mari kita bahas lebih lanjut terkait cacar monyet dan gejalanya.Cacar monyet atau monkeypox merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus Monkeypox (MPXV). Virus ini tergolong dalam Orthopoxvirus yang merupakan bagian dari Poxviridae. Awalnya virus ini ditemukan pada hewan, khususnya monyet. Namun virus ini ternyata dapat ditularkan juga ke manusia. Gejala yang ditimbulkan seperti infeksi virus lainnya yang disertai dengan demam, ruam hingga pembengkakan kelenjar getah bening.
Penyebab
Jenis cacar yang disebabkan oleh virus Monkeypox ini tidak hanya dapat ditularkan antar hewan, namun dapat juga ditularkan ke manusia dan berkembang menjadi wabah. Proses penularan infeksi ini bisa melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi cacar monyet. Kontak langsung bisa melalui gigitan, cakaran, kontak dengan cairan tubuh, darah hingga luka terbuka. Tidak hanya melalui kontak langsung, proses penularan bisa juga melalui media tertentu yang sudah terpapar dengan cairan atau luka yang terinfeksi oleh virus tersebut. Proses penularan antar manusia bisa melalui kontak langsung dari cairan tubuh, luka hingga droplet dari orang yang sedang terinfeksi cacar monyet. Risiko terinfeksi akan lebih jika jarak dengan orang yang terinfeksi lebih dekat.Selain itu, proses penularan juga bisa terjadi dari makanan yang dikonsumsi. Jika konsumsi daging dari hewan yang terinfeksi virus ini, maka juga berisiko mengalami infeksi yang sama. Terlebih jika proses pemasakannya tidak sampai matang sehingga virus tersebut masih bisa hidup.
Gejala
Setelah terinfeksi virus tersebut, biasanya gejalanya tidak langsung muncul. Gejala dapat terlihat setelah 6-13 hari setelah terpapar virus. Namun masa inkubasinya dapat bertahan hingga 21 hari.Pada fase prodomal, yaitu sekitar 1-5 hari pertama akan muncul gejala berupa demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung hingga mudah lelah. Gejala ini umum ditemukan pada kondisi infeksi virus secara umum. Namun pada kondisi cacar monyet dapat disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening.Setelah 1-3 hari mengalami demam, akan muncul tanda dan gejala berupa ruam dan lesi pada permukaan kulit. Ruam biasanya diawali dari wajah dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain. Selain ruam, dapat juga ditemukan lesi kulit yang berawal berupa bintik merah, bintil, vesikel berisi cairan bening, pustula berisi nanah hingga mengering dan membentuk koreng dan mengelupas.Lesi pada permukaan kulit lebih sering ditemukan pada wajah, tangan dan kaki. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa lesi pada permukaan kulit seperti itu juga ditemukan di bagian lain tubuh.Setelah mengalami koreng dan megelupas, biasanya akan memasuki masa pemulihan. Lesi tersebut setelah mengelupas akan mengalami penyembuhan. Proses ini bisa berlangsung dalam beberapa minggu.
Faktor Risiko
Cacar monyet awalnya ditemukan pada hewan. Oleh karena itu, penularan ke manusia biasanya disebabkan oleh adanya kontak dengan hewan yang sedang terinfeksi. Risiko akan lebih tinggi jika terdapat kontak dengan hewan liar yang terinfeksi seperti hewan pengerat atau primata (monyet).Selain itu, jika konsumsi daging hewan yang sedang terinfeksi cacar monyet dapat meningkatkan risiko tertular dan mengalami infeksi virus yang sama. Penting untuk mengolah daging dengan matang agar menurunkan risiko infeksi.Tidak hanya dapat tertular virus dari hewan yang terinfeksi, cacar monyet juga dapat ditularkan antar manusia. Kontak dengan cairan tubuh atau lesi permukaan kulit yang terbuka dengan orang yang sedang terinfeksi akan lebih mudah tertular.Selain dengan kontak langsung, penularan virus melalui droplet juga dapat terjadi. Meskipun tidak umum, proses penularan dari tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi juga dapat meningkatkan risiko tertular.Proses penularan juga bisa berlangsung ketika berbagi alat makan atau barang lainnya yang dapat membantu proses penularan infeksi virus tersebut. Sebaiknya hindari penggunaan pakaian atau tempat tidur dengan orang yang sedang terinfeksi.Untuk dapat melawan infeksi virus, daya tahan tubuh yang kuat adalah kunci utamanya. Oleh karena itu, pada orang dengan daya tahan tubuh yang lemah akan lebih rentan terinfeksi cacar monyet.
Diagnosis
Anamnesis
Dokter akan melakukan wawancara medis untuk dapat membantu menegakkan diagnosis penyakit. Akan digali lebih dalam terkait gejala yang dialami dan berbagai faktor risiko yang mungkin dimiliki.Gejala khas terkait infeksi virus akan ditanyakan lebih detail, khususnya terkait perjalanan penyakitnya. Demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung hingga mudah lelah dapat ditemukan.Untuk dapat membantu menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding lain adalah dengan menanyakan adanya benjolan sebagai bentuk manifestasi pembesaran kelenjar getah bening.Selain itu, penting untuk mengetahui terkait lesi pada permukaan kulit yang dialami. Perlu diketahui lebih detail terkait perjalanan penyakitnya. Perubahan bentuk dari ruam awal hingga kondisi saat ini.Perlu degali lebih dalam terkait faktor risiko penularan. Seperti adanya kontak langsung dengan hewan atau orang yang terinfeksi cacar monyet, konsumsi daging yang berisiko terinfeksi hingga kontak tidak langsung dari benda yang digunakan secara bersama-sama dengan orang yang terinfeksi.Perlu diketahui juga apakah ada riwayat penyakit tertentu yang meningkatkan risiko seseorang lebih mudah tertular. Hal ini bisa berkaitan dengan imunitas tubuh yang lemah sehingga lebih mudah terinfeksi.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, dokter akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dari tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan hingga suhu tubuh. Pada orang dengan infeksi cacar monyet biasanya disertai dengan demam sehingga ditemukan peningkatan suhu tubuh.Jika suhu tubuh cukup tinggi, dapat juga disertai dengan kompensasi tubuh berupa peningkatan denyut jantung hingga laju pernapasan. Meskipun jarang terjadi, namun hal ini perlu diperhatikan, khususnya pada orang dengan daya tahan tubuh yang relatif lebih lemah.Pada pemeriksaan permukaan kulit dapat ditemukan lesi yang bervariasi dipengaruhi oleh perjalanan penyakitnya. Bisa ditemukan ruam, dapat juga ditemukan sedang dalam fase bintik merah, bintil, vesikel berisi cairan bening, pustula berisi nanah atau sudah mengering dan membentuk koreng dan mengelupas.
Pemeriksaan Penunjang
Untuk dapat menegakkan diagnosis dokter dapat menilai dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik. Namun bila diperlukan dapat juga dilakukan rangkaian pemeriksaan penunjang.Pemeriksaan yang dapat dilakukan berupa pemeriksaan laboratorium darah untuk memastikan adanya infeksi dan menyingkirkan kemungkinan infeksi bakteri. Selain itu, pemeriksaan polymerase chain reaction atau PCR juga dapat dilakukan.Pemeriksaan serologi untuk menilai adanya antibodi yang terbentuk dari hasil reaksi infeksi virus cacar monyet juga dapat dilakukan. Namun pada kondisi pasca vaksin smallpox, antibodi juga dapat ditemukan. Sehingga tidak dapat dipastikan ditemukannya antibodi benar-benar karena infeksi virus cacar monyet atau sebagai reaksi pasca vaksin.
Terapi
Untuk mengatasi infeksi virus, sangat penting untuk memperhatikan imunitas tubuh. Sebaiknya bisa menjaga pola hidup sehat dengan konsumsi makanan dengan gizi seimbang dan memenuhi kebutuhan cairan, khususnya jika mengalami demam. Bila diperlukan dapat juga konsumsi vitamin. Untuk kondisi demam dapat diberikan antipiretik untuk membantu menurunkan suhu tubuh. Sedangkan untuk keluhan nyeri otot yang dialami dapat diberikan analgesik untuk membantu meredakan nyeri.Bila diperlukan dapat diberikan antiviral seperti tecovirimat, cidofovir atau brincidofovir. Namun efektivitas antiviral ini memerlukan penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu, pemberiannya akan menjadi pertimbangan dokter yang menangani.Penting untuk melakukan isolasi untuk menurunkan risiko penyebaran penyakit agar tidak menjadi wabah pada daerah tersebut. Tenaga medis yang merawat pasien dengan infeksi cacar monyet harus menggunakan alat perlindungan diri (APD) yang memadai.
Pencegahan
Upaya pencegahan penularan dari hewan ke manusia dapat dilakukan dengan menghindari kontak dengan hewan liar yang berisiko membawa virus tersebut. Selain itu, jika konsumsi daging sebaiknya diolah dengan tepat hingga matang agar dapat menurunkan risiko infeksi.Sangat penting untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan agar tidak mudah tertular. Cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun agar dapat menurunkan risiko terinfeksi dari orang sekitar.Hindari penggunaan alat makan atau barang lain bersamaan dengan orang lain. Ketika menggunakan barang bersama-sama, maka risiko terinfeksi dari orang lain akan lebih tinggi. Vaksinasi dapat menjadi upaya pencegahan yang baik. Dengan upaya vaksinasi maka akan terbentuk antibodi untuk melawan virus tersebut. Meskipun terinfeksi, biasanya gejalanya akan lebih ringan dibanding dengan orang yang tidak divaksin.Sangat penting untuk menjaga pola hidup sehat agar imunitas tubuh dapat terjaga dengan baik. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang, rutin berolahraga, konsumsi cukup air, istirahat yang cukup dan hindari stres.
Komplikasi
Jika memiliki daya tahan tubuh yang baik, biasanya risiko mengalami komplikasi akan lebih rendah. Namun jika imunitas tubuh lemah, maka dapat menimbulkan komplikasi berupa infeksi sekunder. Infeksi ini biasanya melibatkan bakteri yang terjadi pada luka permukaan kulit.Selain itu, infeksi ini juga dapat menimbulkan komplikasi berupa infeksi paru atau pneumonia. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa menyebabkan keluhan sesak napas dan berbagai komplikasi lainnya. Jika infeksi sudah meluas dan menyebar melalui sirkulasi darah dan mempengaruhi organ lain, khususnya yang bersifat vital maka dapat menyebabkan sepsis dan bisa berujung pada kondisi syok.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika lingkungan sekitar Anda mengalami cacar monyet dan terdapat kontak baik langsung maupun tidak langsung, sebaiknya bisa melakukan isolasi diri agar tidak menularkan ke orang di sekitar Anda.Jika kondisi tidak kunjung membaik dengan berbagai upaya yang disarankan dan obat sesuai gejala, sebaiknya bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk dapat dinilai apakah perlu tatalaksana tambahan sebelum terjadi komplikasi yang tidak diinginkan.Ditulis oleh dr. Valda GarciaDitinjau oleh dr. Ernest Eugene
Latest Health Packages
Take the First Step
Toward Better Health
Your health is our priority. Whether you need a consultation, treatment, or specialized care, our experienced doctors and advanced facilities are here to support you every step of the way.