Keluhan polip hidung seringkali disalahartikan dengan kondisi sinusitis. Namun apakah keduanya adalah hal yang berbeda atau saling berkaitan? Mari kita bahas lebih lanjut.
Gangguan pada sistem pernapasan, khususnya pada area hidung, seperti pilek sering ditemukan. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal. Oleh karena itu, sangat penting untuk dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk dapat mengetahui kemungkinan penyebabnya sehingga dapat memperoleh terapi yang tepat.
Apa itu polip hidung?
Polip secara umum adalah pertumbuhan jaringan yang bertangkai. Polip hidung timbul pada area rongga hidung atau sinus. Polip dapat disebabkan oleh banyak hal, pemicunya dapat berupa peradangan kronis yang berasal dari alergi, asma, sensitivitas terhadap zat tertentu hingga infeksi berulang seperti pada sinusitis.
Pada fase awal, orang dengan polip hidung dengan ukuran yang masih relatif kecil bisa saja tidak menimbulkan gejala yang berarti. Namun seiring berjalannya waktu, jika kondisi semakin berat dan kronis, keluhan dapat ditemukan dan terasa mengganggu.
Gejala yang seringkali dialami oleh orang dengan polip hidung adalah hidung tersumbat dalam jangka panjang atau bersifat kronis, hidung berair atau rinorea, penurunan indera penciuman atau anosmia. Jika berkaitan dengan sinusitis, seringkali disertai dengan sakit kepala dan nyeri pada area wajah, rasa penuh pada area hidung dan sinus. Selain itu, dapat juga disertai dengan keluhan mendengkur saat tidur.
Penyebab polip hidung
Polip hidung dapat disebabkan oleh kondisi sinusitis kronis, rinitis alergi, asma hingga faktor genetik. Kondisi polip hidung seringkali berkaitan dengan sinusitis. Kondisi sinusitis kronis bisa memicu terbentuknya polip. Di sisi lain, polip pada area sinus juga dapat memicu terjadinya sinusitis.
Tatalaksana lebih lanjut
Tatalaksana polip hidung dapat sangat bervariasi, dipengaruhi oleh ukuran polip dan gejala yang ditimbulkan dan dampaknya pada penderita. Pada fase awal, pemberian obat seperti kortikosteroid dalam bentuk semprotan hidung, kortikosteroid oral, antihistamin, dekongestan hingga antibiotik bila ada kecurigaan infeksi bakteri.
Namun jika kondisi sudah cukup berat dan mengganggu, tindakan bedah seperti polipektomi atau endoskopi sinus dapat dipertimbangkan.
Diagnosis polip hidung
Untuk dapat membantu menegakkan diagnosis polip hidung, dokter akan melakukan wawancara medis dan pemeriksaan fisik secara umum. Selain itu, pemeriksaan lokal seperti menggunakan endoskopi dapat dilakukan untuk memastikan adanya polip hidung.
Bila diperlukan, pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan imaging seperti CT scan atau MRI dan dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya polip hidung. Pemeriksaan terhadap faktor risiko lain yang dimiliki juga dapat dilakukan seperti tes alergi dan tes fungsi sinus.
Polip hidung dapat dialami oleh orang di berbagai rentang usia, termasuk anak kecil. Ketika seseorang memiliki faktor risiko tertentu yang dapat memicu polip hidung, sangat penting untuk dapat ditangani dengan baik.
Artikel Terkait :
Jika memiliki rinitis alergi atau sinusitis, sangat penting untuk dapat ditangani dengan baik agar terhindar dari kondisi kronis atau berulang. Selain itu, penggunaan humidifier dapat membantu menjaga kelembapan udara sekitar sehingga dapat terhindar dari iritasi.
Untuk membantu mencegah keluhan berulang dapat mencuci hidung dengan larutan saline atau melakukan irigasi hidung. Dengan cara ini dapat membantu membersihkan rongga hidung dari berbagai alergen atau iritan lain yang dapat memicu terjadinya peradangan.
Selain itu, sangat penting untuk dapat menghindari berbagai alergen dan zat iritan yang dapat memicu munculnya keluhan, seperti asap rokok maupun polusi. Bila perlu, penggunaan alat perlindungan diri seperti masker dapat digunakan.