Penyebab
Seperti berbagai jenis kanker lainnya, penyebab utama terjadinya kanker masih belum dapat diketahui dengan jelas. Namun terdapat beberapa faktor yang dicurigai dapat meningkatkan risiko orang terkena kanker, termasuk kanker payudara. Gangguan keseimbangan hormon dianggap memiliki peranan penting yang memicu terjadinya pembentukan sel kanker. Termasuk dalam penggunaan terapi hormon dalam jangka waktu yang cukup panjang. Faktor genetik, usia lanjut dan paparan radiasi juga dianggap dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker payudara. Gaya hidup yang tidak sehat juga diangkap dapat meningkatkan risiko karena dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh.Gejala
Pada fase awal kanker payudara, seseorang bisa tidak mengeluhkan gejala apapun karena tidak ada hal yang dirasa mengganggu aktivitas. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan deteksi dini sebelum mengalami keluhan agar dapat diterapi dengan cepat dan optimal. Ketika sudah muncul gejala, biasanya stadium kanker sudah cukup tinggi dan tidak jarang disadari setelah menimbulkan berbagai komplikasi yang mempengaruhi kerja organ lain. Gejala yang sering ditemukan adalah benjolan pada area payudara. Benjolan ini dapat dideteksi dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI. Dengan metode sederhana ini, deteksi dini dapat dilakukan. Namun jika benjolan sudah cukup besar, bisa juga terlihat tanpa melakukan pemeriksaan SADARI. Selain di area payudara, benjolan juga dapat ditemukan pada area ketiak. Benjolan ini biasanya berupa pembesaran kelenjar getah bening. Benjolan yang disebabkan oleh kanker payudara biasanya tidak menimbulkan nyeri ketika diraba, sulit digerakkan dan permukaan tidak rata. Namun jika disertai dengan peradangan oleh sebab lainnya, bisa saja menimbulkan keluhan nyeri. Selain teraba benjolan, dapat juga terlihat perubahan bentuk payudara seperti tampak membesar, membengkak hingga perubahan tekstur pada permukaan kulit area payudara. Tekstur seperti kulit jeruk hingga perubahan warna menjadi kemerahan dapat ditemukan. Selain pada area permukaan kulit, pada area puting dapat juga ditemukan tanda berupa retraksi atau area puting tertarik ke dalam. Selain itu, dapat juga disertai dengan keluarnya cairam yang tidak biasa dari putting seperti darah atau cairan berwarna kuning dan kehijauan.Faktor Risiko
Secara umum, faktor risiko kanker payudara dapat terbagi menjadi faktor internal yang tidak dapat diubah dan faktor eksternal yang biasanya dapat dikendalikan. Faktor internal kanker payudara seperti faktor genetik. BRCA1 dan BRCA2 dianggap mutasi genetik yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Seperti pada penyakit kanker lainnya, usia lanjut di atas 50 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami keganasan. Selain itu, riwayat anggota keluarga dengan kanker payudara dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hal yang serupa. Namun ada beberapa faktor eksternal yang dapat memicu kanker payudara. Penggunaan obat atau terapi hormonal dan gangguan keseimbangan hormon, khususnya esterogen, dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker payudara. Selain itu, jika memiliki riwayat menstruasi dini dan menopause terlambat, maka durasi terpapar esterogen akan lebih tinggi. Dengan kondisi ini dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker. Paparan radiasi berlebih dan jangka panjang pada area dada juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker payudara. Gaya hidup juga memiliki peranan yang penting. Pola makan tidak sehat, kurang olahraga, obesitas hingga konsumsi alkohol berlebih dapat meningkatkan risiko kanker payudara.Diagnosis
Anamnesis
Dokter akan melakukan wawancara medis terkait keluhan yang dialami oleh pasien, termasuk berbagai faktor risiko yang mungkin dimiliki. Meskipun pada fase awal kanker payudara biasanya tidak menimbulkan keluhan, namun tidak jarang juga pasien datang dengan keluhan benjolan pada payudara. Jika rutin melakukan pemeriksaan SADARI, maka akan terbiasa dengan struktur payudara normal. Sehingga ketika terdapat perubahan atau kelainan pada payudara dapat terdeteksi lebih dini. Pasien dapat mengeluhkan benjolan pada payudara yang ukurannya semakin besar seiring dengan bertambahnya waktu. Biasanya peningkatan ukuran berjalan dengan lambat. Karakteristik benjolan biasanya bersifat kaku, sulit untuk digerakkan, permukkaan tidak rata dan tidak menimbulkan nyeri. Tidak jarang disertai dengan perubahan tekstur pada permukaan kulit payudara dan areola. Dapat juga disertai dengan retraksi puting dan ditemukan cairan yang keluar berupa darah atau cairan kuning kehijauan. Pada area sekitar ketiak juga dapat ditemukan benjolan. Kondisi ini biasanya terjadi karena adanya pembesaran kelenjar getah bening. Hal ini sebagai bentuk pertahanan tubuh ketika adanya pertumbuhan sel abnormal pada kondisi kanker payudara. Dokter juga akan menanyakan berbagai kemungkinan faktor risiko yang dimiliki oleh pasien, seperti pola hidup, riwayat keluarga, paparan radiasi, hormonal dan berbagai kemungkinan lain.Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dokter akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital seperti tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan dan suhu tubuh. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital biasanya ditemukan dalam batas normal. Jika terdapat kecurigaan terhadap kanker payudara, dokter akan melakukan pemeriksaan pada area dada, khususnya payudara. Dari pemeriksaan inspeksi dan palpasi akan diperiksa karakteristik benjolan yang dikeluhkan. Pemeriksaan pada area ketiak juga diperlukan. Pada pemeriksaan, derajat kanker payudara dapat dikatogerikan dalam beberapa stadium.- Stadium 0
- Stadium 1
- Stadium 2
- Stadium 3
- Stadium 4