Mengalami Buang Air Besar (BAB) Cair? Ini Cara Mengatasinya

Sep 02, 2025 · 5 Menit Membaca

Ditulis oleh: Dr. Valda Garcia

Bagikan
-

Keluhan buang air besar cair mungkin pernah dialami setiap orang. Kondisi ini juga dapat dialami oleh orang di berbagai rentang usia, dari bayi hingga lansia. Apa saja kemungkinan penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Mari kita bahas lebih lanjut. 

 

Sangat penting untuk dapat menjaga pola hidup sehat, termasuk menjaga pola makan dengan gizi seimbang agar metabolisme tubuh dapat terjaga dengan baik. Penting juga untuk dapat memenuhi kebutuhan serat harian agar sistem pencernaan dapat bekerja dengan optimal dan tidak mengalami gangguan seperti masalah dalam buang air besar. 

 

Buang air besar normal

 

Untuk dapat mendeteksi adanya masalah pencernaan, seperti gangguan buang air besar (BAB), sangat perlu untuk mengetahui bagaimana buang air besar yang normal. Seseorang dapat buang air besar sekitar 3 kali dalam seminggu. Namun jika frekuensi meningkat atau menurun tanpa disertai dengan keluhan lain, bisa saja tergolong dalam normal. 

 

Selain frekuensi, konsistensi feses juga perlu diperhatikan. Berdasarkan skala Bristol, tipe 1 dan 2 ketika terlalu keras seperti pada kondisi sembelit, tipe 3 dan 4 tergolong normal, sedangkan tipe 5-7 ketika terlalu lembek atau cair seperti pada kondisi diare. 

 

Penyebab BAB cair

 

Banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami BAB cair, salah satunya adalah kondisi infeksi saluran cerna atau gastroenteritis yang bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri maupun parasit. Keluhan ini dapat disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, demam hingga kram perut. 

 

BAB cair juga dapat disebabkan oleh keracunan makanan, seperti makanan yang terkontaminasi bakteri ataupun mikroorganisme lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami diare. Gejala dapat muncul beberapa jam setelah konsumsi makanan. 

 

Stres berlebih juga dapat memicu seseorang mengalami diare. Hal ini dapat ditemukan pada kondisi sindrom iritasi usus (IBS: Irritable Bowel Syndrome) dan biasanya tidak disertai dengan infeksi atau peradangan. Berbeda dengan kondisi penyakit radang usus (IBD: Inflammatory Bowel Disease) yang biasanya disebabkan oleh peradangan pada usus. 

 

Keluhan BAB cair juga dapat ditemukan pada orang dengan riwayat intoleransi laktosa dan gluten. Selain itu, ketika mengonsumsi makanan berlemak atau pedas secara berlebihan juga dapat memicu terjadinya keluhan BAB cair. 

 

Cara mengatasi BAB cair

 

Ketika mengalami BAB cair, sangat penting untuk dapat tetap menjaga kebutuhan cairan terpenuhi dengan baik agar tidak mengalami dehidrasi. Hal ini dapat dibantu dengan banyak minum air putih. Selain itu, menjaga keseimbangan elektrolit juga sangat penting. Anda dapat konsumsi oralit dan air kelapa. 

 

Hindari konsumsi makanan maupun minuman yang dapat memicu terjadinya BAB cair seperti makanan berlemak dan pedas, kopi, alkohol dan minuman soda. Selain itu, pilihlah makanan yang lebih mudah dicerna. Konsumsi BRAT (Bread, Rice, Apple, Toast) diet juga dapat sangat membantu mengeraskan tinja ketika mengalami kondisi ini. 

 

Konsumsi probiotik seperti yogurt atau suplemen dapat membantu mengembalikan keseimbangan bakteri baik di usus yang memiliki peranan penting dalam menjaga metabolisme sistem pencernaan. Bila diperlukan, konsumsi obat anti-diare dapat diberikan. Namun tidak disarankan untuk kondisi BAB berdarah yang seringkali disebabkan oleh infeksi bakteri. 

 

BAB cair seringkali disebabkan oleh virus sehingga tidak memerlukan antibiotik. Namun jika ada kecurigaan ke arah infeksi bakteri, obat ini dapat dipertimbangkan untuk diberikan. BAB cair dapat juga disertai dengan mual dan muntah. Terapi sesuai gejala juga dapat diberikan. 

 

Ketika sudah menerapkan tatalaksana di atas namun kondisi BAB cair tidak kunjung membaik dalam 3 hari atau semakin berat, terlebih jika disertai dengan demam dan tanda dehidrasi ringan hingga berat, sangat disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan diri ke dokter. 

Ringkasan

Untuk dapat mendeteksi adanya masalah pencernaan, seperti gangguan buang air besar (BAB), sangat perlu untuk mengetahui bagaimana buang air besar yang normal. Seseorang dapat buang air besar sekitar 3 kali dalam seminggu. Namun jika frekuensi meningkat atau menurun tanpa disertai dengan keluhan lain, bisa saja tergolong dalam normal. 

Paket Kesehatan Terbaru

gradient_contact-mobile<p>Ambil langkah pertama untuk kesehatan yang lebih baik</p><p>Ambil langkah pertama untuk kesehatan yang lebih baik</p>

Ambil langkah pertama untuk kesehatan yang lebih baik

Kesehatan Anda adalah prioritas kami. Disaat Anda butuh konsultasi, pengobatan atau perawatan khusus, dokter berpengalaman kami dan fasilitas yang maju siap mendukung Anda.