Lupus merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang cukup sering didengar. Namun apa sebenarnya yang menyebabkan seseorang mengalami lupus dan bagaimana gejalanya? Mari kita bahas lebih lanjut.
Autoimun merupakan suatu gangguan pada tubuh, dimana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat karena dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya bagi tubuh. Terdapat begitu banyak jenis penyakit autoimun dan gejalanya dapat sangat bervariasi antara satu dengan yang lain. Lupus atau systematic lupus erythematosus merupakan salah satu jenis penyakit autoimun.
Systematic lupus erythematosus
Lupus merupakan salah satu penyakit autoimun kronis. Lupus dapat mempengaruhi berbagai organ maupun jaringan di seluruh tubuh sehingga tanda dan gejala yang ditimbulkan dapat sangat bervariasi antara satu orang yang mengalami lupus dengan yang lainnya.
Seperti penyakit autoimun lainnya, penyebab utama lupus juga belum dapat diketahui dengan jelas. Namun terdapat beberapa faktor yang dianggap dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami lupus. Faktor genetik, hormonal, lingkungan hingga riwayat infeksi tertentu dianggap dapat memicu terjadinya lupus.
Pada orang dengan riwayat keluarga yang memiliki lupus akan berisiko lebih tinggi untuk mengalami hal yang serupa, meskipun lupus sendiri bukanlah penyakit yang diturunkan. Paparan sinar matahari, bahan kimia hingga obat tertentu dianggap dapat meningkatkan risiko lupus. Riwayat infeksi virus Epstein-Barr juga dianggap salah satu risiko.
Selain itu, riwayat stres berlebih maupun trauma dianggap dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami lupus. Meskipun berbagai faktor ini belum dapat dipastikan sebagai penyebab utama seseorang mengalami lupus, namun sangat penting untuk dapat menjaga pola hidup sehat hingga kelola stres dengan baik untuk dapat meminimalisir risiko lupus.
Bagaimana gejala lupus?
Gejala lupus dapat sangat bervariasi, namun gejala umum yang dapat dialami adalah kelelahan hingga nyeri pada area sendi. Ruam kulit yang sering disebut dengan butterfly rash pada area wajah dapat ditemukan. Penderita lupus salah satu gejalanaya mengalami hipersensitivitas terhadap cahaya matahari.
Gejala lain yang dapat ditemukan adalah adanya demam tanpa sebab yang jelas dan dengan pola yang tidak khas. Penderita lupus juga dapat mengalami rontok. Pada fase tertentu, dapat juga ditemukan gangguan pada organ seperti ginjal dan paru-paru.
Tatalaksana lupus juga dapat bervariasi dipengaruhi oleh gejala yang dialami dan derajat keparahannya. Karena pada kondisi autoimun terdapat peradangan dalam tubuh, dokter akan meresepkan obat anti-inflamasi dan kortikosteroid.
Pada kondisi autoimun terdapat reaksi imunitas tubuh berlebih namun dengan target yang salah. Oleh karena itu, pemberian imunosupresan dapat dipertimbangkan. Selain obat-obatan, menjaga pola hidup sehat dengan konsumsi makanan gizi seimbang, rutin olahraga hingga kelola stres dengan baik dapat membantu proses pengobatan.
Jenis lupus
Lupus sendiri memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah systemic lupus erythematosus atau lupus eritematosus sistemik yang merupakan bentuk lupus paling umum dan dapat mempengaruhi berbagai organ maupun jaringan di dalam tubuh.
Terdapat juga jenis lupus yang hanya mempengaruhi jaringan kulit hingga menimbulkan ruam atau bercak pada permukaan kulit. Lupus jenis ini disebut juga dengan lupus diskoid. Sedangkan lupus yang disebabkan oleh reaksi obat disebut juga dengan drug-induced lupus. Kondisi ini biasanya akan membaik dengan penghentian penggunaan obat.
Lupus juga dapat dialami oleh bayi baru lahir. Kondisi ini disebut juga dengan neonatal lupus dan terjadi pada bayi baru lahir dengan ibu yang mengalami lupus. Meskipun jarang terjadi, kondisi ini penting untuk diketahui. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan antenatal care yang baik selama masa kehamilan untuk mencegah kemungkinan ini terjadi.
.png)