OCD - Penyebab, Gejala, dan Kapan Harus Kedokter

Sep 02, 2025 · 7 Menit Membaca

Ditulis oleh: Dr. Valda Garcia

Bagikan
-

Istilah OCD atau obsessive compulsive disorder mungkin belakangan ini cukup sering kita dengar. OCD merupakan salah satu gangguan mental. Bagaimana cara diagnosis dan penanganannya? Mari kita bahas lebih lanjut. 

 

Obsessive compulsive disorder (OCD) yang disebut juga dengan gangguan obsesif kompulsif merupakan salah satu gangguan mental. Kondisi ini juga berkaitan dengan rasa cemas berlebih. 

 

Pengertian

 

OCD atau gangguan obsesif kompulsif merupakan gangguan mental yang ditandai dengan adanya kondisi obsesi, dimana terdapat pikiran yang tidak diinginkan dan dialami secara berulang, serta kompulsi yaitu perilaku atau tindakan berulang yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan akibat obsesi tersebut. 

 

Pada kriteria diagnosis DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder) IV, OCD masih tergolong dalam gangguan kecemasan. Namun berdasarkan kriteria terbaru atau DSM V, OCD sudah dipindahkan ke dalam kategori baru, yaitu obsessive-compulsive and related disorder. 

 

Penyebab

 

Penyebab utama dari kondisi OCD masih belum diketahui dengan jelas, namun ada beberapa faktor yang dianggap dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami OCD, seperti faktor genetik, lingkungan hingga ketidakseimbangan kimia otak.  

 

Gejala

 

Gejala orang dengan OCD mengalami kondisi obsesi dan kompulsi. Kondisi obsesi yang dimaksud adalah adanya pikiran atau dorongan yang tidak diinginkan namun muncul secara terus-menerus. 

 

Selain kondisi obsesi, orang dengan OCD juga mengalami kondisi kompulsi, dimana dapat ditemukan adanya tindakan yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan karena obsesi yang dimiliki. Karena obsesi berlangsung secara terus-menerus, tindakan kompulsi ini juga dilakukan secara berulang. 

 

Misalnya seseorang mengalami obsesi berupa takut berlebihan terhadap kuman dan benda yang dianggap kotor, maka kompulsi yang dilakukan dapat berupa mencuci tangan berulang kali meskipun sudah bersih.  

 

Pada kondisi obsesi berupa takut akan sesuatu buruk terjadi, seseorang bisa melakukan pengecekan kunci rumah berkali-kali, padahal sebelumnya sudah diperiksa dan sudah terkunci. Namun karena ada rasa obsesi yang menghantui pikiran, tindakan kompulsi dapat dilakukan terus-menerus. 

 

Hal serupa dapat ditemukan pada orang yang memiliki obsesi terhadap keteraturan. Ketika melihat sesuatu tidak teratur atau tidak simetris, meskipun hanya sedikit bisa merasa sangat tidak nyaman dan ingin segera memperbaikinya.  

 

Faktor Risiko

 

Meskipun penyebab utama OCD masih belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang dianggap dapat meningkatkan risiko seseorang mengalaminya. Ketika ada anggota keluarga dengan riwayat OCD, maka risiko orang tersebut mengalami keluhan serupa dapat lebih tinggi. 

 

Faktor lingkungan juga dapat memiliki peranan cukup besar untuk memicu terjadinya OCD pada seseorang, seperti adanya trauma maupun stres berat. Gangguan keseimbangan kimia otak, khususnya serotonin yang bekerja untuk mengatur rasa cemas, juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami OCD. 

 

Diagnosis

 

Anamnesis

 

Pada tahap awal, dokter akan melakukan wawancara medis dengan menanyakan gejala atau keluhan yang dialami oleh pasien. Perlu diketahui lebih dalam terkait tanda dan gejala yang dialami serta durasinya. Selain itu, sangat penting untuk dapat mengetahui berbagai faktor risiko yang dimiliki, termasuk riwayat penyakit anggota keluarga hingga lingkungan. 

 

Pemeriksaan Fisik

 

Pada pemeriksaan fisik awal, dokter akan melakukan penilaian tanda-tanda vital, dari tekanan darah, denyut jantung, laju pernapasan dan saturasi oksigen. Dari tanda-tanda vital bisa saja ditemukan dalam batas normal.  

 

Pemeriksaan Penunjang

 

Untuk dapat menegakkan diagnosis OCD pada seseorang salah satunya menggunakan pedoman DSM V yang membantu mendiagnosis gangguan mental. Pedoman ini diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA). 

 

Berdasarkan DSM V, OCD tergolong dalam obsessive compulsive and related disorders bersamaan dengan body dismorphic disorder, hoarding disorder, trichotillomania dan excoriation disorder

 

Diagnosis OCD dapat ditegakkan ketika seseorang mengalami obsesi dan kompulsi dengan durasi yang cukup signifikan atau menimbulkan distres yang mempengaruhi kehidupan sosial, pekerjaan atau aspek lainnya. 

 

Kemungkinan lain yang dapat menimbulkan keluhan serupa seperti konsumsi obat-obatan, alkohol atau gangguan neurologis harus disingkirkan. Selain itu, kemungkinan gangguan mental lain seperti gangguan kecemasan umum, gangguan makan, gangguan dismorfik tubuh dan gangguan tic harus disingkirkan sebelum dapat menegakkan diagnosis OCD.  

 

Terapi

 

Untuk dapat menentukan terapi yang akan diberikan kepada orang dengan OCD, penting untuk menilai insight sehingga dapat diketahui sejauh mana orang tersebut menyadari kondisinya. 

 

Kategori insight dalam DSM V dapat terbagi menjadi good or fair insight dimana wawasan baik atau cukup baik, poor insight atau wawasan rendah dan absent insight or delusional beliefs dimana tanpa wawasan atau keyakinan delusional. 

 

Pada kondisi dengan wawasan baik, terapi berupa terapi kognitif perilaku (CBT) dan exposure and response prevention (ERP) dapat diberikan. Sedangkan pada kondisi tanpa wawasan, biasanya terapi kombinasi dengan obat-obatan antidepresan SSRI atau antipsikotik dapat diberikan. 

 

Pencegahan

 

Karena sebab utamanya masih belum diketahui, upaya yang dapat dilakukan adalah degan menghindari berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami OCD seperti tekanan atau stres berlebih dari lingkungan. 

 

Komplikasi

 

Jika kondisi OCD tidak ditangani dengan baik maka kondisinya bisa menjadi semakin berat dan mempengaruhi psikologis, sosial dan fisik orang tersebut. Jika tidak ditangani, orang tersebut bisa mengalami gangguan mental lainnya seperti gangguan depresi mayor, gangguan kecemasan, gangguan makan hingga gangguan mental lain yang tergolong dalam gangguan obsesif kompulsif terkait lainnya. 

 

Ketika orang dengan OCD tidak menjalani terapi dengan baik juga dapat mempengaruhi hubungan sosialnya, baik dengan teman, keluarga, bahkan dengan pasangan.  

 

Tidak hanya fungsi sosial yang terganggu, orang dengan OCD yang tidak diterapi dengan baik juga dapat mengalami gangguan dalam pekerjaan dan pendidikan. Hal ini karena gejala yang dialami cukup menyita fokus dan waktu. Dalam jangka panjang, kondisi ini juga dapat mempengaruhi masa depan dan kualitas hidup seseorang. 

 

Kondisi OCD juga dapat mempengaruhi finansial seseorang karena biaya pengobatan yang cukup tinggi. Di sisi lain, gangguan dalam produktivitas juga dapat menyebabkan seseorang kehilangan pekerjaan. 

 

Tindakan yang dilakukan pada kondisi kompulsif juga dapat mempengaruhi kesehatan fisik seseorang. Jika terlalu sering mencuci tangan bisa menimbulkan iritasi pada kulit. 

 

Orang dengan OCD juga berisiko tinggi untuk konsumsi alkohol berlebih dan obat-obatan. Upaya ini biasanya dilakukan untuk membantu mengatasi kecemasan yang dialami. Namun dengan tindakan ini justru dapat memperburuk gejala yang dirasakan. 

 

OCD yang cukup berat juga dapat menyebabkan rasa putus asa, frustasi hingga depresi berat yang jika tidak segera ditangani dapat memicu tindakan bunuh diri. OCD berat sangat perlu ditangani oleh tenaga profesional agar dapat memperoleh terapi yang tepat dan memperoleh penanganan dan pengawasan ketat. 

 

Artikel Terkait :

 

  • Ada Ratusan, Ini 15 Jenis Gangguan Mental yang Paling Umum

 

 

 

 

Kapan Harus ke Dokter?

 

Jika Anda mengalami gejala khas OCD, khususnya ketika memiliki faktor risiko tertentu dan sudah dirasa mengganggu aktivitas, sangat penting untuk segera melakukan pemeriksaan diri ke dokter agar dapat dilakukan evaluasi lebih lanjut. Hal ini sangat penting dilakukan agar dapat memperoleh penanganan segera dan terapi yang tepat. 

Ringkasan

OCD atau gangguan obsesif kompulsif merupakan gangguan mental yang ditandai dengan adanya kondisi obsesi, dimana terdapat pikiran yang tidak diinginkan dan dialami secara berulang, serta kompulsi yaitu perilaku atau tindakan berulang yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan akibat obsesi tersebut.

Paket Kesehatan Terbaru

gradient_contact-mobile<p>Ambil langkah pertama untuk kesehatan yang lebih baik</p><p>Ambil langkah pertama untuk kesehatan yang lebih baik</p>

Ambil langkah pertama untuk kesehatan yang lebih baik

Kesehatan Anda adalah prioritas kami. Disaat Anda butuh konsultasi, pengobatan atau perawatan khusus, dokter berpengalaman kami dan fasilitas yang maju siap mendukung Anda.